Gangguan pendengaran dapat dialami siapapun sejak lama tanpa disadari. Umumnya diperlukan waktu 10 – 15 tahun sejak gangguan mulai terjadi hingga seseorang benar-benar menyadari bahwa ia mengalami masalah pendengaran dan mulai mencari bantuan.
Meski belum disadari, gangguan pendengaran mempengaruhi banyak aspek dari kehidupan dan kesehatan manusia sehingga perlu segera ditangani.
Apa yang dimaksud dengan Gangguan Pendengaran?
Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan otak untuk memaknai rangsangan listrik yang diterima dari pendengaran perifer (koklea).
Gangguan pendengaran dapat dibagi berdasarkan dari mana ia berasal, frekuensi/nada, tingkat kerusakan, atau kombinasi dari faktor-faktor ini.
Gangguan pendengaran dapat dibedakan menjadi Gangguan Pendengaran Periferal atau Gangguan Pendengaran Pusat.
Gangguan pendengaran periferal - Gangguan fungsi pada sistem yang menyalurkan suara melalui telinga dan mengubah mereka secara efisien dan akurat terhadap rangsangan listrik.
Gangguan pendengaran pusat - Otak telah kekurangan kemampuannya untuk menetapkan arti dari rangsangan listrik yang telah diterima.
Jenis Gangguan Pendengaran
Gangguan pendengaran periferal terbagi menjadi dua kelompok, gangguan pendengaran konduktif dan gangguan pendengaran sensorik.
Gangguan pendengaran konduktif menunjukkan masalah di bagian mekanik dari telinga. Telinga (Auricle), saluran telinga, gendang telinga atau struktur telinga tengah adalah bagian dari struktur konduktif dari telinga yang mengubah perbedaan tekanan udara menjadi energi mekanik. Masalah dengan salah satu bagian mengakibatkan berkurangnya kerasnya suara dan perubahan frekuensi. Biasanya kehilangan pendengaran konduktif tidak menurunkan kualitas sinyal, tetapi hanya menyebabkan intensitasnya berkurang.
Gangguan pendengaran sensorik menunjukkan masalah dalam struktur Koklea dimana energi mekanik diubah menjadi rangsangan listrik dan/atau Koklea saraf. Setiap masalah di daerah ini mengakibatkan hilangnya kerasnya suara, distorsi suara atau berkurangnya kualitas sinyal.