Tinitus (Telinga Berdenging) pada Anak, Apakah Bisa Terjadi?
Tinnitus

Tinitus (Telinga Berdenging) pada Anak, Apakah Bisa Terjadi?

2/5 (2)

Tinitus adalah sensasi mendengar suara ketika tidak ada sumber suara eksternal yang menghasilkan suara tersebut. Tinitus jarang menjadi tanda masalah fisik yang serius. Terkadang, tinitus merupakan gejala dari sesuatu yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut, seperti ‘glue ear’ atau otitis media (cairan pada pada telinga tengah yang terinfeksi), gangguan pendengaran, atau infeksi pada telinga, sehingga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter umum. Tinitus yang berfluktuasi seiring dengan detak jantung (tinitus pulsatil) harus diperiksakan lebih lanjut. Lalu apakah tinitus dapat terjadi pada anak-anak? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

Tinitus pada Anak

Tinitus sangat umum terjadi pada anak-anak. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa satu dari 30 anak menderita tinitus yang terus berkembang secara klinis. Tinitus lebih sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan pendengaran dibandingkan dengan anak-anak dengan pendengaran normal.

Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa hal ini mungkin umum terjadi pada anak-anak dengan otitis media (infeksi telinga tengah). Otitis media disebabkan oleh cairan yang terkumpul di belakang gendang telinga. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Biasanya otitis media hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan.

Mayoritas anak-anak tidak terganggu oleh tinitus yang mereka alami, dan hal ini tidak mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Namun, beberapa anak lainnya mungkin merasa tertekan karena tinitus dan membutuhkan dukungan.

Seperti apa Suara Tinitus?

Tinitus yang dialami setiap orang berbeda-beda. Umumnya, suara yang didengar adalah suara dering, namun ada pula yang mendengar suara siulan, dengungan, desis, berderak, atau campuran dari ketiganya.

Suara tersebut dapat terdengar di satu telinga, kedua telinga, atau di tengah kepala. Bagi sebagian orang, mungkin sulit menentukan lokasi suara dengan tepat. Tinitus mungkin bernada rendah, sedang, atau tinggi. Suara bising tersebut juga bisa terjadi terus menerus atau datang dan pergi. Suaranya bisa pelan atau sangat keras, atau volumenya mungkin naik turun.

Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai

Tinitus mungkin berdampak pada berbagai bidang kehidupan anak. Jika Anda menemukan salah satu masalah ini pada anak Anda, mungkin ada gunanya menanyakan apakah ia mendengar suara bising di telinganya. Tanda-tanda ini juga bisa terjadi karena alasan lain. Berikut tanda-tanda atau masalah yang terjadi:

  • Kesulitan tidur – terutama pada anak kecil, mereka mungkin menginginkan suara untuk menemani mereka seperti suara musik atau TV, mungkin tidak ingin tidur sendiri atau tidak menginginkan kamar tidur yang tenang.
  • Menghindari kebisingan – anak-anak mungkin merasa tertekan di lingkungan yang bising atau mencoba menghindari situasi bising.
  • Menghindari suasana tenang – sebaliknya, mereka mungkin tidak senang di tempat yang sepi, atau mencoba menghindari lingkungan yang tenang.
  • Kesulitan dalam berkonsentrasi dan mendengarkan – ini mungkin bersifat umum, atau spesifik. Misalnya, mereka mungkin merasa sulit untuk berbicara ketika ada kebisingan di latar belakang atau dalam situasi sepi.
  • Perasaan marah, frustrasi, takut atau tidak berdaya.
  • Kesulitan menggunakan alat bantu dengar – sebagian besar anak yang menggunakan alat bantu dengar mengalami lebih sedikit tinitus saat menggunakan alat bantu dengar. Jika tinitus anak Anda semakin parah saat memakai alat bantu dengar, pendengarannya mungkin perlu diperiksa ulang.
  • Perasaan tidak biasa di telinga – terutama perasaan seperti telinga penuh.

Jika Anak Mendengar Suara-suara (Tinitus)

Meskipun pengalaman tinitus merupakan hal yang umum, sebagian besar anak-anak dengan tinnitus tidak merasa terganggu olehnya. Hanya saja orang tua harus mengetahui dan memastikan apakah anak mengalami tinitus. Jika anak merasa tertekan karena tinitusnya, dan/atau juga mengeluh nyeri, telinga terasa penuh, vertigo, pusing, gangguan pendengaran, atau jika tinitus berfluktuasi seiring dengan detak jantung anak, segera konsultasikan dengan dokter. Jika tinnitus yang mengganggu tidak ditangani, hal ini dapat berdampak terus-menerus pada kesejahteraan fisik dan emosional anak, serta kemajuan pendidikannya.

Alur rujukan bervariasi, namun anak-anak umumnya dirujuk ke layanan audiologi pediatrik dan/atau bagian THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan).

Yang Harus Dilakukan Orangtua

Luangkan waktu untuk mendengarkan anak Anda berbicara tentang suara yang mereka dengar, pertanyaan, dan kekhawatirannya. Jika Anda juga mengalami tinitus yang tidak mengganggu aktivitas, anak Anda mungkin akan merasa tenang jika Anda berbagi pengalaman terhadap mereka.

Jika anak merasa diabaikan setelah mencoba memberi tahu Anda tentang tinitus yang mereka alami, mereka mungkin akan merasa khawatir mengapa Anda tidak mempedulikannya. Mereka kemudian menjadi takut terhadap tinitus, atau takut diejek jika mereka tahu bahwa suara tersebut hanya dapat mereka dengar.

Anak Anda akan mendapat manfaat dari kesabaran dan pengertian Anda saat mereka menyesuaikan diri. Memberitahu mereka bahwa Anda menyadari apa yang mereka alami akan sangat membantu.

Teknik Manajemen

Ada beberapa cara untuk mengurangi dampak tinitus di rumah, sekolah, atau di lingkungan sosial. Banyak orang tua membuat rencana penanganan tinitus untuk anak mereka setelah memeriksakan lebih lanjut pengalaman tinitus yang mereka alami.

Bersama dengan anak, Anda dan profesional kesehatan pendengaran yang terlibat dapat mencari strategi untuk membantu mereka mengatasinya dengan lebih baik. Beberapa cara tersebut dapat mencakup:

  • Latihan pernapasan sederhana atau teknik relaksasi. Hal ini dapat bermanfaat ketika mereka merasa tertekan atau cemas.
  • Kebisingan tingkat rendah (seperti suara komputer atau kipas) atau musik latar yang diputar dengan volume rendah. Mereka mungkin lebih suka duduk dekat dengan suara ini atau tertidur sambil mendengarkan suara tersebut (jika aman untuk melakukannya).
  • Menggunakan suara latar (misalnya kipas angin, atau duduk di dekat jendela yang terbuka) atau penggunaan musik dengan volume rendah saat berada di tempat yang sepi. Berada di tempat yang tenang untuk waktu yang lama (misalnya saat perpustakaan atau ujian) mungkin membuat anak Anda stres atau membuat sulit konsentrasi.
  • Sebuah “kartu dukungan” sebagai bentuk dukungan kepada anak seperti mengingatkan mereka tentang cara bersantai dan bernapas untuk membantu mengalihkan pikiran dari tinitus. Ini bisa dihias dengan gambar favorit anak.

Gunakan pelindung pendengaran saat terpapar suara keras seperti latihan musik atau menghadiri acara yang bising. Usahakan untuk mencegah paparan suara, musik keras, bermain games di smartphone atau komputer dalam waktu lama.

Sumber :
https://tinnitus.org.uk/understanding-tinnitus/support-people/my-child-has-tinnitus/

Please rate this

and share :
connect with us facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI

Leave a Reply

Your email address will not be published.