Asap rokok yang terpapar kepada perokok pasif lebih berbahaya daripada yang dihisap oleh perokok aktif. Apalagi anak-anak dan bayi, mereka adalah golongan yang paling rentan jika terpapar asap rokok. Paparan asap rokok bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai gangguan kesehatan dan penyakit. Bayi dan anak-anak yang terpapar asap rokok berisiko tinggi mengalami iritasi mata, infeksi telinga/ gangguan pendengaran, alergi, asma, bronkitis, pneumonia, meningitis, dan sindrom kematian bayi mendadak (SIDS).
Sebegitu berbahayakah paparan asap rokok bagi anak-anak dan bayi Anda? Patut diketahui bahwa kondisi tubuh bayi dan anak-anak masih dalam tahap tumbuh kembang. Jangan heran jika bayi rentan mengidap gangguan pernapasan. Seperti asma, radang paru-paru, bronkitis, pneumonia, dan penurunan fungsi paru-paru adalah beberapa gangguan yang bisa dialami buah hati Anda jika terpapar oleh asap rokok dalam jangka panjang.
Selain itu, bayi dan anak yang sering terpapar asap rokok juga rentan terkena sinusitis dan infeksi telinga. Jika hal ini dibiarkan, bukan tidak mungkin mereka akan terkena komplikasi yang bisa berujung kepada gangguan pendengaran maupun hilangnya kemampuan pendengaran lebih awal.
Penelitian Tentang Pengaruh Asap Rokok Terhadap Gangguan Pendengaran Anak
Dampak dari paparan asap tembakau sebelum dan sesudah lahir terkait dengan gangguan pendengaran telah di teliti dalam sebuah studi Epidemiologi Pediatri dan Perinatal pada anak-anak di Jepang.
Dalam studi tersebut, telah dilibatkan subyek penelitian sebanyak 50.734 anak berusia 3 tahun yang lahir antara 2004 dan 2010. Terdapat 3,8% terpapar asap rokok hanya selama kehamilan. Lalu 15,2% terpapar sejak dalam rahim karena ibu merokok di masa lalu. Kemudian 3,9% karena menjadi perokok pasif pada usia 4 bulan; dan 0,9% terpapar asap rokok selama kehamilan dan pada usia 4 bulan.
Prevalensi gangguan pendengaran pada usia 3 tahun adalah 4,6%. Dibandingkan dengan anak-anak yang tidak terpapar asap rokok sebelum waktunya dan pada usia 4 bulan, anak-anak yang terpapar asap rokok ibu selama masa kehamilan memiliki 26% peningkatan risiko relatif gangguan pendengaran. Sedangkan anak-anak yang terpapar asap rokok pada usia 4 bulan memiliki peningkatan 30%. Mereka yang terpapar asap rokok selama kehamilan memiliki 68% peningkatan risiko relatif, dan mereka yang terpapar asap rokok selama kehamilan dan perokok pasif pada 4 bulan memiliki peningkatan risiko relatif 2,4 kali.
“Meskipun pedoman kesehatan masyarakat sudah melarang merokok selama kehamilan dan di depan anak-anak, beberapa wanita masih merokok selama kehamilan dan banyak anak-anak muda terpapar asap rokok bekas,” kata penulis senior Dr. Koji Kawakami, Universitas Kyoto, di Jepang. “Studi ini jelas menunjukkan bahwa mencegah paparan asap rokok selama kehamilan dan postnatal dapat mengurangi risiko masalah gangguan pendengaran pada anak-anak. Temuan ini mengingatkan kita tentang perlunya untuk terus memperkuat intervensi untuk menghindari asap rokok sebelum dan selama kehamilan serta paparan asap rokok pada perokok pasif seperti pada anak-anak.”
Sebagian orang merasa mendapatkan kesenangan dari merokok, tapi jangan biarkan kesenangan tersebut justru membahayakan keluarga tercinta di rumah yang terpapar asap rokok.
Jika Si Kecil menunjukkan gejala gangguan pendengaran akibat sering terpapar asap rokok, segeralah bawa putra-putri Anda untuk berkonsultasi ke dokter maupun tenaga perawatan professional pendengaran terdekat di kota Anda untuk mendapat pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut. Anda bisa secara mudah mendapatkan informasi apapun terkait dengan masalah pendengaran dengan menghubungi pusat penyedia alat bantu dengar ABDI dengan menghubungi secara online di sini.