Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Lancet -salah satu jurnal medis terkemuka di dunia- pada bulan Juli 2017 lalu dengan judul Demensia: Tantangan Global Terbesar dalam Perawatan Kesehatan Dan Sosial Di Abad 21 menyebutkan bahwa 50 juta orang di dunia mengalami demensia dan jumlahnya akan meningkat sebanyak 3X lipat pada tahun 2050.
Penelitian tersebut dilakukan oleh The Lancet Commission on Dementia Prevention and Care dengan tujuan untuk memberikan rekomendasi dalam pencegahan dan pengelolaan demensia. Kebutuhan tersebut cukup mendesak karena demensia tidak hanya mempengaruhi orang dengan demensia itu sendiri tapi juga berdampak terhadap keluarga dan teman mereka.
Hidup aktif di usia muda untuk mencegah demensia di masa tua
Empat ahli internasional dalam komisi tersebut menyimpulkan bahwa satu dari tiga kasus demensia dapat dicegah jika seseorang memiliki sembilan faktor gaya hidup – salah satunya adalah merawat gangguan pendengaran yang dialami sejak usia paruh baya yakni antara usia 40-65 tahun. Delapan lainnya termasuk seperti meningkatkan pendidikan dan latihan ketika masih anak-anak, menjaga hubungan sosial dengan baik, mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, belajar untuk selalu mengelola stress, dan sebisa mungkin menghindari pola hidup buruk yang dapat menyebabkan diabetes, hipertensi, dan obesitas. Biasanya gejala demensia tidak terlihat hingga penderitanya berusia 65 tahun atau lebih. Namun beberapa ahli menyebutkan bahwa gejala demensia sudah bisa dikenali sejak usia 40 tahun. Para ahli dalam The Lancet Comission tersebut beranggapan bahwa menerapkan 9 faktor tersebut dapat menunda atau bahkan mencegah seseorang mengalami demensia.
Hubungan antara demensia dan gangguan pendengaran
Para ahli dalam komisi tersebut mengakui bahwa hingga saat ini ilmu pengetahuan yang ada belum dapat menunjukkan alasan yang nyata mengapa gangguan pendengaran yang tidak ditangani dapat meningkatkan risiko demensia. Namun penelitian yang dilakukan telah mengkonfirmasi bahwa gangguan pendengaran menambah beban kognitif otak, menyebabkan isolasi dan depresi sosial, dan mempercepat atrofi otak – yang kesemuanya merupakan faktor pendukung terjadinya demensia. Paling tidak saat ini sudah ada penelitian yang menunjukkan cara bagaimana kita mencegah atau mengurangi risiko demensia- dan hampir semuanya dapat kita lakukan jika bersungguh-sungguh. Ini adalah berita bagus bagi siapa pun yang khawatir terkena dampak kondisi buruk ini.
Mulailah untuk melakukan perawatan terhadap gangguan pendengaran Anda
Gangguan pendengaran memang tidak dapat disembuhkan, namun pasti dapat diatasi dengan bantuan audiolog profesional yang terlatih. Jika Anda merasa bahwa Anda mengalami gangguan pendengaran, jangan pernah ragu melakukan pemeriksaan di dokter THT profesional yang Anda percayai. Semakin awal penanganan yang dilakukan maka semakin kecil risiko terjadinya demensia. Slain demensia, ada banyak dampak negatif lain karena gangguan pendengaran yang tidak ditangani yang akan membuat kualitas hidup penderitanya menurun. Dampak gangguan pendengaran tidak hanya hilangnya kemampuan mendengar. Anda tidak akan pernah menyangka jika gangguan pendengaran yang Anda alami akan sangat berdampak terhadap kehidupan sosial Anda. Lama-kelamaan Anda akan semakin enggan bertemu dengan teman-teman dan keluarga karena merasa bahwa mendengar dan berbicara kini semakin sulit dan sangat melelahkan. Hal tersebut kemudian berakhii pada penarikan diri dari lingkungan sosial yang membuat Anda merasa terisolasi hingga berujung depresi. Maka jangan pernah menganggap remeh gangguan pendengaran. Untuk kehdupan yang lebih berwarna dan bahagia, jangan ragu untuk menghubungi dokter THT dan mencari tahu solusi terbaik bagi gangguan pendengaran Anda. Datangi Pusat Alat Bantu Dengar No.1 di Kota Anda.