Dari semua penyebab gangguan pendengaran, meningitis adalah salah satu penyebab yang paling menakutkan dan paling mematikan. Banyak artikel dan fakta di lapangan meneyebutkan tentang banyaknya keluarga yang anaknya menjadi sakit parah karena meningitis, sembuh, dan kemudian mendapatkan kenyataan bahwa anak tersebut mengalami gangguan pendengaran secara permanen.
Meningitis dapat menyerang pada usia berapapun dan berakibat fatal. Penanganan terhadap meningitis sangat dimungkinkan untuk menyelamatkan nyawa pasien dengan memberikan antibiotik yang kuat. Namun, antibiotik ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, dan meningitis itu sendiri juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
Gejala Meningitis
Gejala meningitis meliputi:
- Demam tinggi yang terjadi secara cepat
- Muntah
- Sakit kepala
- Ruam
- Sensitivitas terhadap cahaya
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, meningitis dapat membunuh dalam waktu 48 jam atau kurang. Untungnya, ada vaksin untuk dua dari tiga jenis meningitis yang telah diketahui. Orang yang akan melakukan implan koklea diharuskan mendapatkan vaksin ini.
Meningitis Sebagai Penyebab Gangguan Pendengaran
Seberapa umum meningitis sebagai penyebab gangguan pendengaran? Salah satu sumber data dari Gallaudet Research Institute’s Regional and National Summary of Report Data dari the Annual Survey of Deaf and Hard of Hearing Youth. Menurut penelitian tahun 2005-2006, 3,2% remaja tunarungu dan tuli dalam tingkat nasional kehilangan pendengaran mereka karena meningitis. Ini menjadikan meningitis sebagai salah satu penyebab utama gangguan pendengaran setelah melahirkan. Selain itu, salah satu sumber menyatakan bahwa sekitar sepuluh persen penderita meningitis di negara maju pasti mengalami gangguan pendengaran permanen.
Gangguan Pendengaran Sementara
Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh meningitis juga dapat bersifat sementara. Sebuah studi yang dilaporkan dalam Archives of Diseases in Childhood mengamati 124 anak yang baru-baru ini didiagnosis menderita meningitis. Semua anak diberi skrining pendengaran sesegera mungkin setelah diagnosis, dengan skrining tindak lanjut. Sebanyak 21 anak ditemukan memiliki gangguan pendengaran pada pengobatan pertama. Namun, 13 pasien yang mengalami gangguan pendengaran pada skrining pertama tadi ternayata tidak lagi memiliki gangguan pendengaran pada saat pengobatan selesai. Ini berarti 10% dari pasien yang mengalami gangguan pendengaran reversibel, hanya 2,4% yang pada akhirnya mengalami gangguan pendengaran permanen. Dan para peneliti berhipotesis ini mungkin tergantung pada seberapa cepat anak-anak didiagnosis dan dirawat.
Selain itu, pada 48 jam pertama penyakit merupakan awal gangguan pendengaran dimulai, dan juga saat paling tepat untuk mengobatinya. Sebagian besar anak-anak sakit pada 24 – 48 jam pertama. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa periode 24-48 jam adalah waktu yang kritis untuk keberhasilan pemulihan gangguan pendengaran yang dapat disebabkan oleh meningitis.
Yang Perlu Dilakukan Jika Mengalami Gangguan Pendengaran
Jika Anda mengenali orang disekitar yang terkena meningitis dan mengalami gangguan pendengaran secara permanen maka hal yang bisa Anda lakukan adalah menemui audiolog atau tenaga perawat kesehatan pendengaran untuk mendapatkan tes awal dan penanganan yang tepat. Anda harus mengingatkan orang-orang di sekitar bahwa pendengaran adalah salah satu fungsi utama tubuh yang sangat penting. Melakukan perawatan pendengaran dan mendapatkan penanganan yang tepat untuk gangguan pendengaran akan membantu para penderita meningitis untuk hidup lebih baik.
–
Sumber : https://www.verywellhealth.com/cause-of-hearing-loss-meningitis-1046566