Tahukah Anda bahwa penelitian membuktikan adanya hubungan yang kuat antara diabetes dengan gangguan pendengaran? Pada tahun 2008, National Institutes of Health (NIH) di Amerika menemukan bahwa gangguan pendengaran 2X lebih umum terjadi pada orang dewasa yang menderita diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki diabetes. Setelah melakukan tes pendengaran dari 4.700 peserta pada beberapa frekuensi, ditemukan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara diabetes dan gangguan pendengaran di semua frekuensi, terutama pada frekuensi tinggi. Dari peserta yang memiliki diabetes, sebanyak 54% dilaporkan memiliki gangguan pendengaran frekuensi tinggi. Sedangkan peserta yang tidak menderita diabetes hanya 32% orang yang dilaporkan mengalami gangguan pendengaran frekuensi tinggi. Hingga saat ini, sebanyak 70% orang yang menderita diabetes pada usia 50-70 tahun mengalami gangguan pendengaran.
Bagaimana diabetes mempengaruhi risiko gangguan pendengaran?
Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa penderita diabetes lebih rentan terkena gangguan pendengaran akibat sirkulasi darah yang buruk. Kadar gula darah yang meningkat dapat merusak pembuluh darah dan mengurangi aliran darah ke berbagai area tubuh. Kerusakan tersebut dapat terjadi pada struktur halus di telinga bagian dalam yang bersifat vaskular dan tidak memiliki persediaan cadangan aliran darah hingga pada akhirnya mengakibatkan gangguan pendengaran. American Diabetes Association (ADA) memiliki teori bahwa seseorang dengan glikohemoglobin memiliki risiko gangguan pendengaran yang lebih besar di masa tuanya.
Prevalensi diabetes secara global saat ini diperkirakan mencapai 9% pada orang dewasa dan akan mempengaruhi hampir sepertiga populasi dunia pada tahun 2050. Saat ini diabetes menjadi penyakit yang sangat umum menimpa masyarakat dan menjadi salah satu penyebab terbesar gangguan pendengaran. Karena adanya hubungan antara risiko gangguan pendengaran dan diabetes, maka penderita diabetes harus melakukan tes pemeriksaan pendengaran setiap tahunnya untuk mengecek adanya penurunan kemampuan dalam mendengar.
Anda dapat menurunkan risiko diabetes dengan melakukan olahraga secara teratur dan mengatur asupan makanan dengan nutrisi yang sehat dan seimbang. Dengan melakukan hal tersebut, Anda dapat menjaga hemoglobin A1c agar tetap rendah atau berada di kisaran yang disarankan. Selain itu, hindari merokok karena menghirup tembakau dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung, dimana hal ini akan berdampak pada meningkatnya risiko terkena gangguan pendengaran. Jika Anda memang sudah memiliki diabetes, atur kadar glukosa darah dengan insulin atau obat-obatan yang dapat membantu -tergantung dari tipe diabetes yang diderita. Mengurangi komplikasi kesehatan terkait diabetes dapat meminimalkan risiko berkembangnya masalah kesehatan lainnya, termasuk gangguan pendengaran.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi risiko gangguan pendengaran berat?
- Berolahraga secara teratur dan makan makanan bergizi seimbang untuk menjaga glukosa darah tetap berada pada kisaran yang disarankan.
- Hindari penggunaan tembakau karena hal tersebut dapat berujung pada meningkatnya risiko terkena gangguan pendengaran.
- Lakukan tes pendengaran tiap tahunnya untuk memantau jika terjadi perubahan terhadap kemampuan mendengar.
Mulailah dari sekarang untuk menjalani gaya hidup sehat sebelum semua masalah diatas menimpa Anda, karena mencegah lebih baik dari pada mengobati. Temui profesional kesehatan pendengaran jika Anda merasa memiliki masalah dengan pendengaran Anda untuk mendapatkan solusi efektif dan terbaik.