Menurut pandangan awam, gangguan pendengaran hanya terjadi pada lansia. Tetapi menurut Hearing Loss Association of America (HLAA), 2 hingga 3 dari setiap 1.000 anak di Amerika Serikat dilahirkan dengan tingkat gangguan pendengaran yang terdeteksi pada satu atau kedua telinga. Selanjutnya, diperkirakan 1 dari 5 remaja juga mengalami beberapa tingkat gangguan pendengaran.
Tahun-tahun awal kehidupan seorang anak sangat penting untuk proses belajar. Pendengaran memainkan peran penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak. Selama beberapa bulan pertama kehidupan, pembelajaran bahasa dimulai. Seorang anak dengan gangguan pendengaran, bahkan ringan, mungkin mengalami keterlambatan dalam perkembangan bicara dan bahasa serta keterampilan sosial.
Penyebab
Ada berbagai alasan mengapa bayi atau anak mengalami gangguan pendengaran. Mari kita lihat lebih dekat beberapa penyebabnya :
Gangguan pendengaran yang telah terjadi sejak anak baru lahir disebut dengan tuli kongenital. Penyebabnya mungkin terjadi karena faktor keturunan, faktor prenatal, atau terjadi pada saat proses kelahiran.
- Faktor Genetik : Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), 1 dari 2 kasus gangguan pendengaran pada bayi baru lahir disebabkan oleh faktor genetik. Kode genetik tertentu pada seseorang dapat menyebabkan perubahan pada saraf pendengaran atau struktur telinga itu sendiri, yang dapat mengurangi kemampuan pendengaran.
- Kondisi saat lahir : Bayi yang lahir prematur, dengan berat badan lahir rendah atau kekurangan oksigen, memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.
- Infeksi: Jika seorang ibu mengalami infeksi selama kehamilan, bayinya dapat berisiko lebih tinggi mengalami gangguan pendengaran.
Gangguan pendengaran juga bisa terjadi setelah anak lahir. Biasanya karena infeksi, kondisi medis, atau cedera. Meskipun tidak selalu mungkin untuk menentukan penyebab pastinya, ada beberapa penyebab umum:
- Infeksi, khususnya otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis, gondongan, campak, cacar air, dan influenza. Ini dapat memicu kerusakan pada gendang telinga, tulang telinga, atau bahkan saraf pendengaran, yang semuanya mungkin permanen.
- Masalah telinga yang umum seperti kotoran telinga yang berlebihan. Umumnya disebabkan oleh akumulasi cairan di dalam telinga. Ini biasanya masalah sementara yang dapat diatasi tanpa kerusakan permanen.
- Cedera kepala dapat merusak struktur kecil di telinga.
- Paparan suara keras atau bising, seperti musik atau TV dengan volume tinggi untuk waktu yang lama, serta auara ledakan singkat dari kebisingan yang berlebihan, seperti kembang api.
- Obat-obatan seperti yang digunakan untuk mengobati penyakit (terutama malaria, kanker, dan tuberkulosis yang resistan terhadap obat) pada bayi dan anak-anak bersifat ototoksik, artinya dapat menyebabkan kerusakan pada sistem pendengaran.
Gejala
Menurut National Deaf Children’s Society (NDCS), “Kebanyakan anak dengan tuli ringan atau progresif dapat segera diatasi dengan sangat baik”. Anak-anak sangat mahir dalam mengembangkan kemampuan meniru pada awal kehidupannya, yang berarti terkadang sulit untuk mengidentifikasi masalah pendengaran. Untuk itu, ada beberapa tanda atau gejala yang harus diperhatikan:
Gejala umum gangguan pendengaran pada bayi meliputi :
- Tidak bereaksi terhadap suara keras
- Tidak merespon suara kita
- Berpaling untuk melihat Anda tetapi tidak menanggapi ucapan atau suara
- Merespons beberapa suara tetapi tidak ada respon untuk suara yang lain
Tanda gangguan pendengaran pada balita dan anak usia sekolah :
- Keterlambatan bicara atau tidak jelas saat berbicara
- Tidak merespon saat dipanggil atau saat diberikan instruksi
- Masalah perilaku
- Sulit berkonsentrasi
- Berbicara sangat keras atau sangat lembut
- Kesulitan belajar
- Mengalami kesulitan saat berkomunikasi di lingkungan yang bising
- Suka menyendiri atau mudah frustasi
- Menyalakan TV dengan volume sangat tinggi atau duduk sangat dekat dengan TV untuk mendengar
Apakah Gangguan Pendengaran Pada Anak Dapat Dicegah?
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa sekitar 60% gangguan pendengaran pada anak usia dibawah 15 tahun dapat dihindari. Diantaranya seperti mengecilkan volume musik, membatasi waktu anak mendengarkan musik dan memastikan mereka memakai pelindung pendengaran di lingkungan yang bising. Tindakan pencegahan lainnya termasuk memastikan anak-anak menerima pengobatan untuk infeksi telinga dan memberikan vaksin pada anak sesuai jadwal.
Tips Bagi Orang Tua Untuk Mendukung Anak
Intervensi dini sangat penting untuk membantu anak-anak dengan gangguan pendengaran mencapai potensi penuh mereka. Banyak anak dengan gangguan pendengaran lahir dari orang tua dengan pendengaran normal. Hal ini tidak menutup kemungkinan jika orang tua akan merasa kesulitan untuk mengetahui cara mendukung anak mereka.
Beberapa hal yang dapat orang tua lakukan, diantaranya :
- Pastikan anak mendapatkan intervensi yang tepat, misalnya, dengan menggunakan alat bantu dengar sejak dini
- Carilah bantuan profesional untuk perkembangan bicara dan bahasa anak
- Bergabung dengan komunitas sesama orang tua yang memiliki anak dengan gangguan pendengaran
- Jelajahi dan perkenalkan berbagai suara pada anak – misalnya, memainkan instrumen atau menunjukkan kepada mereka bagaimana membentuk suara huruf dengan menekankan pola bibir
- Bicaralah dengan jelas dan perlahan, menghadap anak, dan pertahankan kontak mata yang baik
- Gunakan beberapa bahasa isyarat atau gerakan dasar untuk membantu pemahamannya
- Bekerja sama dengan guru untuk mengembangkan rencana dukungan pembelajaran pada anak
- Hubungkan anak dengan ‘teman dengar’ di sekolah—seseorang yang dapat membantu mengulangi informasi apapun yang mungkin terlewatkan oleh anak
Jika merasa khawatir dengan pendengaran anak Anda, buat janji dengan ahli pendengaran kami yang dapat melakukan tes pendengaran untuk memastikan apakah anak Anda memiliki masalah pendengaran atau tidak. Cukup klik disini dan isi data diri Anda. Kami akan menjelaskan beberapa pilihan solusi yang tersedia untuk mengatasinya.
Sumber :
https://www.hearingtracker.com/hearing-loss/hearing-loss-in-children-causes-symptoms-and-next-steps