Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang berbeda diantaranya seperti infeksi telinga, penuaan, cedera, paparan kebisingan, bahkan faktor keturunan. Beberpa faktor tersebut kecuali infeksi mempengaruhi saraf pendengaran, menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural, yang merupakan jenis gangguan pendengaran yang paling umum.
Tetapi ada jenis gangguan pendengaran kedua yang kurang umum, yang dikenal sebagai gangguan pendengaran konduktif. Gangguan pendengaran konduktif mempengaruhi telinga luar atau tengah. Hal ini umumnya disebabkan oleh adanya obstruksi atau masalah di telinga tengah.
Masalah Pendengaran Karena Infeksi Telinga Adalah Jenis Gangguan Pendengaran Konduktif
Telinga tengah bertugas untuk mengirim suara ke saraf pendengaran. Masalah atau hambatan apapun dapat mencegah suara melewati telinga tengah hingga menyebabkan gangguan pendengaran. Infeksi di telinga tengah dapat menyebabkan cairan menumpuk, menghalangi pergerakan gendang telinga dan tulang-tulang kecil yang menempel padanya.
Penumpukan kotoran telinga, cairan di telinga tengah, atau lubang di gendang telinga adalah penyebab lain gangguan pendengaran konduktif.
“Otitis media” adalah istilah medis untuk infeksi telinga yang mempengaruhi telinga tengah. Infeksi dapat menyebabkan penumpukan cairan, sehingga gendang telinga dan tulang pendengaran sulit bekerja sama untuk memindahkan suara ke saraf pendengaran. Tulang pendengaran di telinga tengah terdiri dari tiga tulang terkecil di tubuh. Disebut maleus, inkus dan stapes, masing-masing berukuran sekecil sebutir beras.
Bisakah Anda Menjadi Tuli Karena Infeksi Telinga?
Istilah “infeksi telinga” umumnya digunakan ketika mengacu pada masalah pada telinga tengah atau otitis media akut. Ini adalah infeksi pada ruang di belakang gendang telinga tempat tiga tulang pendengaran berada. Perawatan medis biasanya diperlukan untuk jenis infeksi ini, meskipun dalam banyak kasus, infeksi telinga tengah sembuh dengan sendirinya.
Gangguan pendengaran ringan dan konduktif dapat datang dan pergi saat infeksi aktif, tetapi gangguan pendengaran permanen biasanya tidak menjadi masalah. Jika Anda mengalami kasus infeksi telinga berulang dan jangka panjang, akan terjadi kerusakan permanen pada gendang telinga atau struktur telinga tengah lainnya. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan pendengaran permanen. Jika ada kekhawatiran infeksi, segera konsultasikan dengan dokter THT untuk perawatan yang tepat.
Gangguan Pendengaran Konduktif Seringkali Bersifat Sementara
Gangguan pendengaran konduktif biasanya bersifat sementara dan mereda setelah perawatan. Dokter mungkin memilih untuk mengobati telinga Anda dengan antibiotik. Jika antibiotik berhasil mengobati infeksi, pendengaran akan kembali normal. Jika Anda memiliki riwayat infeksi berulang, dokter mungkin akan memasukkan tabung ke gendang telinga Anda untuk membantu mengalirkan cairan.
Menghilangkan penumpukan cairan mengurangi rasa sakit dan tekanan yang sering menyertai dan dapat mencegah gendang telinga pecah. Jika cairan menumpuk tanpa resolusi, tekanan dapat menyebabkan gendang telinga Anda pecah.
Riwayat infeksi berulang juga dapat menyebabkan timpanosklerosis, yaitu penebalan atau jaringan parut pada membran timpani. Gendang telinga yang berlubang dan timpanosklerosis berdampak buruk pada mobilitas gendang telinga dan mengurangi ketajaman pendengaran. Jika pendengaran Anda tidak kembali normal setelah perawatan, dokter dan ahli pendengaran akan merekomendasikan alat bantu dengar untuk mengobati gangguan pendengaran yang belum teratasi.
Segera Atasi Gangguan Pendengaran
Jika Anda memiliki masalah pendengaran, penting untuk memeriksakan pendengaran ke ahli pendengaran profesional, sehingga tingkat dan jenis gangguan pendengaran dapat diidentifikasi. Profesional pendengaran akan mengidentifikasi jenis gangguan pendengaran yang Anda alami dan mendiskusikan pilihan pengobatan terbaik dengan Anda setelah dilakukan evaluasi pendengaran.
Untuk menemukan profesional pendengaran terdekat, cukup klik di sini dan kami akan membantu mengatasi masalah pendengaran yang mungkin Anda alami
Sumber : https://www.starkey.com/blog/articles/2022/01/ear-infection-deafness