Umumnya manusia memiliki kemampuan untuk mendengar suara pada rentang frekuensi 20 – 20.000 Hertz (Hz). Hertz adalah jumlah getaran suara per detik pada telinga. Jika suatu suara memiliki frekuensi tinggi, maka suara tersebut akan bergetar lebih cepat. Begitu pula sebaliknya, jika frekuensi suara rendah, maka getarannya pun juga akan melambat. Manusia bisa mendengar karena adanya sel-sel rambut halus yang ada di dalam telinga. Sel-sel rambut tersebut bertugas untuk menerima dan mengirimkan suara ke otak dimengerti. Sel-sel rambut tersebut adalah reseptor sensorik telinga yang tidak bisa berregenerasi. Sehingga, jika sel rambut tersebut mengalami kerusakan atau bahkan mati, maka dapat dipastikan kemampuan mendengar manusia akan menurun secara perlahan bahkan hilang. Itulah mengapa kita sering mendengar bahwa gangguan pendengaran yang dialami oleh seseorang hanya dabat ditangani dengan alat bantu dengar atau implan dan tidak bisa disembuhkan.
Umumnya gangguan pendengaran terdiri dari beberapa jenis dan derajat keparahan. Namun bentuk gangguan pendengaran yang paling sering terjadi adalah gangguan pendengaran frekuensi tinggi atau yang biasa dikenal dengan high-pitch hearing loss. Gangguan pendengaran frekuensi tinggi ini terjadi jika seseorang tidak mampu mendengar suara dengan frekuensi 2000 Hz – 8000 Hz. Penurunan ketajaman pendengaran pada suara dengan frekuensi tersebut sering kali menjadi tanda awal gangguan pendengaran. Biasanya hal ini disebabkan oleh paparan kebisingan yang cukup keras dan terus menerus. Suara-suara bising tersebut antara lain seperti suara tembakan dalam militer, suara mesin-mesin besar yang ada di dalam pabrik, suara konser musik, dan lain sebagainya yang akhirnya menghancurkan sel-sel rambut halus di dalam telinga.
Di dalam koklea terdapat sel rambut halus yang bertugas untuk memproses suara yang masuk ke dalam telinga untuk diteruskan ke otak. Suara dengan frekuensi tinggi diproses di dasar koklea, sedangkan suara dengan frekuensi rendah diproses di bagian atas. Sel rambut di dasar koklea lebih rentan terhadap kerusakan daripada sel rambut yang berada di atas. Itulah mengapa gangguan pendengaran lebih sering mempengaruhi suara dengan frekuensi tinggi dari pada frekuensi rendah. Sel rambut di koklea bisa rusak karena beberapa faktor seperti paparan kebisingan, usia, obat-obatan ototoksik, dan suatu penyakit. Yang paling sering terjadi, gangguan pendengaran frekuensi tinggi ini terjadi karena faktor usia (prebiskusis) dan atau akibat paparan kebisingan yang terus menerus.
Sulit Memahami Ucapan Lawan Bicara
Seseorang yang mengalami gangguan pendengaran frekuensi tinggi akan kesulitan dalam memahami ucapan ketika berada di keramaian. Selain itu, ia juga sulit mendengar suara wanita atau anak-anak yang cenderung tinggi. Berbicara dengan keluarga dan teman melalui telepon juga terasa lebih merepotkan. Suara atau bunyi yang berfrekuensi rendah sebenarnya masih terdengar normal bagi mereka. Bunyi yang nyaring atau keras pun juga demikian. Begitu juga ketika mendengar suara vokal dalam suatu percakapan. Namun ketika ketika itu adalah suara konsonan dengan frekuensi tinggi, maka mereka akan mulai mengalami kesulitan lagi.
Jangan ragu untuk menggunakan alat bantu dengar
Dengan gangguan frekuensi tinggi yang dimiliki, alat bantu dengar dapat menjadi solusi yang cukup efektif untuk mengatasinya. Mereka yang memiliki gangguan pendengaran frekuensi tinggi cenderung mengalami kesulitan mendengar ketika berada di tempat yang cukup ramai. Masalah tersebut terjawab dengan hadirnya alat bantu dengar dengan fitur yang mempu memilah antara suara ucapan dan suara bising yang melatarbelakangi. Kecanggihan teknologi tersebut mampu memaksimalkan suara dengan frekuensi rendah hingga sedang sehingga terdengar normal dan hanya akan memperkuat frekuensi tertentu yang tidak terdengar akibat gangguan pendengaran yang dialami dalam kasus ini adalah frekuensi tinggi.
Temukan alat bantu dengar sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda dengan harga terbaik hanya di sini.
