Fakta : Gondongan Dapat Menjadi Penyebab Gangguan Pendengaran
Gangguan Pendengaran

Fakta : Gondongan Dapat Menjadi Penyebab Gangguan Pendengaran

5/5 (1)

Gondongan umumnya hanya berlangsung selama beberapa minggu, tetapi efeknya bisa seumur hidup – terutama untuk pendengaran Anda. Banyak isu yang berkem­bang di masyarakat menge­nai gondongan, salah satunya adalah bahwa gondo­ngan ha­nya dapat menyerang anak-anak. Faktanya, meskipun gondongan memang lebih ba­nyak menyerang anak-anak, tetapi sebenarnya gondongan dapat me­nye­rang semua umur. Remaja, de­wasa dan lansia tetap dapat terse­rang gondongan. Bah­kan pada orang dewasa, ge­jala yang timbul lebih nyata dan menimbulkan komplikasi. Mi­salnya, gondongan dapat menim­bulkan orchitis atau radang pada testis, pankrea­titis akut, meningitis virus, ensefalitis, hingga gangguan pen­dengaran.

Apa Itu Gondongan

Gondongan adalah penyakit yang menyebabkan kelenjar parotis (kelenjar yang memproduksi air liur) mengalami pembengkakan oleh karena infeksi virus. Kelenjar ini terletak tepat di bawah telinga di samping wajah. Karena itu orang yang mengalami gondongan, bagian sisi wajahnya akan terlihat membesar.

Virus penyebab gondongan ini menyebar dengan mudah dari satu orang ke orang lain melalui air liur yang terinfeksi. Biasanya disebarkan ketika seseorang batuk atau bersin. Dibutuhkan waktu sekitar dua minggu bagi seseorang untuk menjadi sakit setelah terkena virus gondong atau gondongan tersebut.

Bagaimana Gondongan Dapat Menjadi Penyebab Gangguan Pendengaran

Beberapa ahli berpikir gondongan dapat merusak koklea atau rumah siput di telinga yang menampung stereocilia dan stria vascularis. Stereocilia atau dikenal sebagai sel rambut, menerjemahkan getaran suara menjadi impuls saraf untuk ditafsirkan oleh otak sebagai suara. Stria vascularis memasok darah ke telinga bagian dalam. Bagian lain yang berpotensi mengalami kerusakan lainnya adalah saraf pendengaran atau daerah batang otak.

Mereka yang kehilangan pendengaran sebagai akibat gondongan kemungkinan besar mengalami gangguan pendengaran sensorineural. Gangguan pendengaran hanya pada satu telinga dikenal sebagai gangguan pendengaran unilateral atau tuli satu sisi

Baca juga : penyebab dan dampak gangguan sensorineural

Campak dan rubella juga dapat menyebabkan gangguan pendengaran sensorineural. Meskipun pendengaran normal tidak dapat dipulihkan, ada beberapa opsi yang dapat meningkatkan pendengaran dan komunikasi :

  • Alat bantu dengar mungkin bermanfaat bagi mereka yang menderita gangguan pendengaran ringan hingga sedang. Profesional layanan kesehatan pendengaran dapat membantu Anda memutuskan alat bantu dengar mana yang terbaik untuk anggaran dan gaya hidup Anda.
  • Implan koklea adalah pilihan bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran berat. Perangkat mentransmisikan suara ke elektroda yang disisipkan dengan melakukan pembedahan. Kemudian meletakkan elektroda tersebut didalam koklea, sebagai pengganti sel rambut. Baca juga : Implan koklea, apa, siapa dan bagaimana
  • American Sign Language (ASL) adalah bahasa isyarat yang kaya dan bersemangat dengan sintaks dan tata bahasanya sendiri yang menggunakan gerakan tangan, bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
  • Cued speech adalah jenis bahasa isyarat yang menggunakan gerakan tangan yang dikombinasikan dengan bentuk mulut.

Untungnya, gangguan pendengaran yang berhubungan dengan gondongan jarang terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 1-4% orang yang terinfeksi gondongan mengalami gangguan pendengaran, meskipun tingkat pastinya tidak diketahui.

Jika Anda Mencurigai Gangguan Pendengaran

Jika Anda mengalami peristiwa yang jarang terjadi dimana Anda atau anggota keluarga mengalami gangguan pendengaran setelah gondongan, jadwalkan janji temu dengan ahli kesehatan pendengaran sesegera mungkin. Mintalah rujukan ke dokter keluarga Anda atau cari profesional pendengaran yang memenuhi syarat di komunitas Anda dengan klik di sini.

Sumber : https://www.healthyhearing.com/report/52659-Mumps-and-hearing-loss

Please rate this

and share :
connect with us facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI