Kehilangan pendengaran adalah salah satu kondisi kesehatan yang dapat mempengaruhi semua kelompok usia, termasuk bayi. Jenis gangguan pendengaran ini dikenal sebagai “pre-lingual” karena terjadi sebelum seorang anak belajar berbicara.
Gangguan pendengaran pada bayi yang tidak diatasi pada usia muda dapat berdampak serius pada perkembangan bahasa anak. Namun, untungnya, hampir semua bayi yang terlahir mengalami gangguan pendengaran dapat segera diatasi. Baik dengan alat bantu dengar, implan koklea, atau pengobatan lainnya.
“Jika anak tidak mendengar dengan baik, persepsi pendengaran pada otaknya tidak akan berkembang,” kata seorang audiolog anak Jane Madell dalam sebuah artikel.
Gejala gangguan pendengaran pada bayi
Ini adalah tanda gangguan pendengaran umum yang harus diperhatikan:
Sejak lahir hingga empat bulan, bayi Anda harus:
- Kaget saat ada suara keras
- Terbangun atau terganggu dengan suara keras
- Menanggapi suara Anda dengan tersenyum atau ekspresi lain
- Tenang saat mendengar suara yang sudah sering didengar
Dari empat bulan hingga sembilan bulan, bayi Anda harus:
- Tersenyum saat diajak bicara
- Memperhatikan mainan yang mengeluarkan suara
- Memutar kepalanya ke arah suara yang familiar
- Membuat suara mengoceh
- Memahami gerakan tangan seperti lambaian tanda selamat tinggal
Mengatasi gangguan pendengaran pada bayi
Setelah pemeriksaan menyeluruh, penyedia perawatan pendengaran akan merekomendasikan perawatan selanjutnya. Untuk sebagian besar bayi dengan gangguan pendengaran, akan direkomendasikan penggunaan alat bantu dengar anak. Bayi yang baru berusia beberapa bulan bisa memakai alat bantu dengar.
Dalam beberapa kasus, implan koklea atau Bone Conduction akan direkomendasikan sebagai gantinya, kemungkinan saat anak sedikit lebih besar.
Apakah bayi dengan gangguan pendengaran mengalami babbling ?
Babbling atau mengoceh adalah tahap perkembangan bahasa yang normal di antara bayi. Bayi dengan gangguan pendengaran cenderung jarang mengoceh, yang bisa menjadi tanda peringatan dini bahwa mereka tidak dapat mendengar dengan baik. Saat mengamati 16 bayi dengan gangguan pendengaran berat dan 27 bayi dengan pendengaran normal, para peneliti di University of Missouri menerbitkan sebuah penelitian yang menemukan bahwa bayi dengan gangguan pendengaran sangat jarang membuat suara vokal berulang, “da-da”, “ma-ma” dan “ga-ga”.
Namun, kabar baiknya adalah para peneliti menemukan bahwa begitu bayi menggunakan alat bantu dengar, mereka mulai mengoceh dengan frekuensi yang sama seperti bayi normal (usia bayi normal sama dengan usia pendengaran anak).
–
Sumber : https://www.healthyhearing.com/report/52411-Newborn-hearing-loss-from-prevention-to-intervention