Sebuah penelitian dari Journal of American Geriatrics Society menemukan bahwa menggunakan alat bantu dengar dapat menurunkan risiko demensia, depresi, dan kecemasan pada lansia dengan gangguan pendengaran.
Hampir satu dari empat orang di Amerika Serikat yang berumur 65 sampai 74 tahun mengalami gangguan pendengaran. Para ahli kemudian melakukan uji coba menggunakan alat bantu pendengaran yang ternyata dapat memberikan manfaat untuk kesehatan fisik hingga kesehatan otak.
Dampak Gangguan Pendengaran
Nyatanya, orang dengan gangguan pendengaran berisiko tinggi mengalami depresi. Ini karena ketidakmampuan untuk mendengar dengan jelas, akan menyulitkan mereka saat berkomunikasi dengan orang lain.
Akibatnya, seseorang akan merasa tidak percaya diri untuk bergaul dengan teman-temannya dan cenderung menarik diri dari pembicaraan dengan orang lain. Serta menjadi penyendiri. Perasaan kurang terhubung dengan orang lain. Inilah yang bisa berdampak pada psikologis dan membuatnya jadi depresi.
Selain itu, orang dengan gangguan pendengaran juga cenderung di-bully oleh teman-temannya di lingkungan sekitar, karena dianggap tuli. Ini juga akan membuat mereka menjadi depresi, karena merasa dikucilkan.
Tingkat komunikasi juga akan semakin menurun karena sulit mendengar. Mereka banyak tertinggal dalam suatu percakapan karena tidak bisa mendengar dengan jelas informasi yang disampaikan.. Akibatnya, orang dengan gangguan pendengaran akan malas bersosialisasi, karena ada banyak hal yang mengganggunya.
Karena tidak bisa mengekspresikan dirinya dengan baik, orang dengan gangguan pendengaran juga menjadi lebih sering emosi atau marah. Ini karena ia merasa tidak percaya diri dengan penampilannya dan merasa terpuruk.
Penggunaan Alat Bantu Dengar dan Tingkat Depresi
Pada 2019, para peneliti dari University of Michigan memeriksa klaim asuransi dari 114.862 orang dewasa. Mereka berusia 66 tahun ke atas dan semuanya telah didiagnosis mengalami gangguan pendengaran.
Setelah menyortir ke dalam dua kelompok – subjek yang memakai alat bantu dengar, dan subjek yang tidak memakai alat bantu dengar – mereka membandingkan klaim asuransi yang dibuat dalam waktu tiga tahun sejak subjek didiagnosis kehilangan pendengaran.
Para peneliti menemukan bahwa, dalam tiga tahun setelah didiagnosis dengan gangguan pendengaran, mereka yang menggunakan alat bantu dengar memiliki tingkat depresi yang lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menggunakan.
Penelitian sebelumnya telah mengaitkan gangguan pendengaran yang tidak diatasi dengan depresi dan isolasi sosial. Tapi ini adalah salah satu yang pertama menunjukkan bahwa penggunaan alat bantu dengar dikaitkan dengan penurunan risiko depresi bagi orang dengan gangguan pendengaran.
Apalagi sekarang, di masa yang penuh gejolak ini, hal-hal yang berpotensi mencegah depresi tampaknya cukup layak untuk diketahui lebih lanjut.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang perangkat pendengaran, kami dapat membantu. Hubungi 0800 100 2234 atau klik disini. Kami akan membantu Anda membuat jadwal temu untuk konsultasi seputar alat bantu dengar dan pendengaran dengan profesional kesehatan pendengaran yang kompeten.
–
Sumber : https://www.starkey.com/blog/articles/2020/06/hearing-loss-and-depression