Jan Blustein dan rekannya menyebutkan bahwa banyak lansia yang sedang berada dalam perawatan kesehatan akut (perawatan jangka panjang dan cenderung ketergantungan untuk menunjang hidupnya) mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan disebabkan gangguan pendengaran yang dimiliki. Jika dicermati secara lebih jauh, kesulitan memahami ucapan tersebut memiliki dampak terhadap perawatan kesehatan yang sedang mereka jalani namun sayangnya hal tersebut seringkali terabaikan.
Poin utama
- Kebanyakan perawatan kesehatan jangka panjang yang dijalani memiliki situasi atau kondisi dimana pasien lansia kesulitan mendengar alarm yang berbunyi, percakapan yang tumpang tindih, dan kesulitan meredam suara kebisingan.
- Komunikasi adalah kunci untuk kualitas dan keamanan perawatan kesehatan yang dijalani. Namun karena gangguan pendengaran yang diderita, hal ini menyebabkan pasien lansia berisiko menerima perawatan yang buruk karena ketidakmampuan mereka untuk memahami maksud dokter sehingga tidak mampu mengutarakan apa yang menjadi ketidaknyamanan mereka ketika perawatan dilakukan.
- Dokter harus menyadari bahwa pasien lansia mungkin mengalami kesulitan dalam memahami pembicaraan dan harus menggunakan strategi tertentu untuk meningkatkan komunikasi yang terjadi.
- Rumah sakit mungkin dapat menyediakan alat bantu dengar sementara dan dapat melakukan screening pada pasien lansia secara rutin untuk mendeteksi adanya gangguan pendengaran.
Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa gangguan pendengaran terjadi pada hampir sepertiga (32,8%) lansia dengan usia 65 tahun ke atas di seluruh dunia. Prevalensi gangguan pendengaran ini semakin meningkat dan sekarang telah menjadi penyebab utama keempat kecacatan yang ada di dunia.
Akan tetapi, implikasinya cenderung diabaikan. Perawatan kesehatan sering dilakukan dalam kondisi dimana orang dengan gangguan pendengaran kesulitan untuk memahami pembicaraan. Komunikasi adalah kunci untuk kualitas dan keamanan perawatan kesehatan. Namun karena gangguan pendengaran yang diderita, hal ini menyebabkan pasien lansia berisiko menerima perawatan yang buruk karena ketidakmampuan mereka untuk memahami maksud dokter sehingga tidak mampu mengutarakan apa yang menjadi ketidaknyamanan mereka ketika perawatan dilakukan. Langkah-langkah sederhana dapat meningkatkan komunikasi ketika perawatan sedang berlangsung. Perubahan pada lingkungan, proses, dan kebijakan praktik yang dilakukan dapat meningkatkan kualitas perawatan medis pada lansia secara substansial. Akan tetapi, kita harus lebih dulu memiliki kesadaran yang lebih terhadap kebutuhan pasien lansia terutama pada gangguan pendengaran yang mereka miliki.