Uncategorized

Otosklerosis dan Hubungannya dengan Masalah Pendengaran

No ratings yet.

Otosklerosis adalah kondisi di mana tulang di tengah telinga mengalami pengerasan atau pertumbuhan yang tidak normal, sehingga mengganggu kemampuan mendengar. Kondisi ini disebabkan oleh proses pembaruan atau penggantian jaringan tulang lama dengan jaringan yang baru (remodelling tulang) yang terjadi secara tidak normal di telinga Tengah. Di Indonesia belum terdapat data yang pasti mengenai otosklerosis, namun kondisi ini mempengaruhi lebih dari tiga juta orang di Amerika.

Bagaimana Kita Mendengar

Proses mendengar dimulai ketika suara masuk ke telinga dan diubah menjadi sinyal listrik di dalam telinga. Sinyal ini kemudian dibawa oleh saraf pendengaran ke otak untuk diproses dan dikenali sebagai suara. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Gelombang suara masuk ke telinga: Suara dari lingkungan sekitar ditangkap oleh daun telinga kemudian merambat masuk melalui saluran kecil yang disebut liang telinga dan mencapai gendang telinga.

Otosklerosis dan Hubungannya dengan Masalah Pendengaran

  1. Gendang telinga bergetar: Getaran suara menyebabkan gendang telinga bergetar dan getaran ini kemudian diteruskan ke tiga tulang kecil di telinga tengah yaitu tulang palu (malleus), landasan (incus), dan sanggurdi (stapes), yang saling terhubung satu sama lain.
  2. Tulang-tulang telinga tengah bekerja: Tiga tulang kecil di telinga Tengah akan ikut bergetar, memperkuat getaran suara dan meneruskannya ke koklea, sebuah struktur yang bentuknya seperti rumah siput berisi cairan yang terletak di telinga bagian dalam.
  3. Koklea bekerja: Koklea memiliki sel-sel rambut khusus yang mengubah getaran suara menjadi sinyal listrik. Sinyal ini kemudian dibawa oleh saraf pendengaran ke otak, di mana otak memproses sinyal tersebut dan mengenalinya sebagai suara seperti musik, percakapan atau bunyi-bunyi lainnya.

Penyebab

Otosklerosis terjadi karena pengerasan pada salah satu tulang di telinga tengah. Yang sering terjadi adalah tulang stapes (sanggurdi) mengeras hingga tidak dapat bergetar. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi beberapa faktor yang diduga berperan antara lain:

  1. Infeksi campak.
  2. Kerusakan atau retakan pada tulang telinga.
  3. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh.
  4. Faktor genetik atau riwayat keluarga dengan kondisi serupa.

Gejala

Gangguan pendengaran, yang paling sering dilaporkan sebagai gejala utama otosklerosis, biasanya dimulai pada satu telinga dan kemudian meluas ke telinga lainnya. Banyak orang yang mengidap otosklerosis pertama kali menyadari bahwa mereka kesulitan mendengar suara bernada rendah bisa seperti suara bass pada gitar, suara pria yang cenderung dalam atau suara orang berbisik. Sebagian orang juga mengalami pusing, masalah keseimbangan atau tinitus (telinga berdenging).

Diagnosis

Otosklerosis didiagnosis oleh dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, dan Tenggorokan) di mana dokter akan memastikan apakah gejala-gejala yang dialami benar merupakan gejala otosklerosis atau disebabkan oleh penyakit atau masalah kesehatan lainnya. Langkah selanjutnya perlu dilakukan beberapa tes pendengaran, di antaranya audiometri untuk mengukur ambang  batas dengar dan timpanometri yang bertujuan untuk memeriksa bagaimana suara diteruskan melalui telinga tengah. Kedua tes di atas biasanya dilakukan oleh audiologis atau konsultan pendengaran yang sudah terlatih. Terkadang pemeriksaan CT scan juga digunakan untuk membantu mendiagnosis otosklerosis.

Mengatasi Otosklerosis

Hingga saat ini belum ada pengobatan yang sepenuhnya efektif utuk otosklerosis, meskipun penelitian untuk mencari solusinya masih terus dikembangkan. Efek penurunan pendengaran dari otosklerosis ringan dapat diatasi dengan alat bantu dengar yang membantu untuk memperkuat atau memperjelas suara, namun ini bukan solusi utamanya. Pembedahan/operasi sering kali diperlukan untuk mengatasi pertumbuhan tulang yang tidak normal dan memungkinkan gelombang suara masuk ke telinga bagian dalam sehingga dapat memulihkan pendengaran.

Diskusikan terlebih dahulu dengan dokter THT Anda tentang prosedur pembedahan dan risiko-risiko yang mungkin terjadi setelah pembedahan. Dalam beberapa kondisi, gangguan pendengaran kemungkinan masih terus berlanjut setelah pembedahan dan Anda membutuhkan alat bantu dengar untuk membantu Anda mendengar lebih baik. Segera konsultasikan ke audiologis atau konsultan pendengaran untuk mendapatkan alat bantu dengar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan Anda untuk pendengaran yang lebih baik.

Sumber:
https://www.nidcd.nih.gov/health/otosclerosis

Please rate this

and share :
connect with us facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI facebook-ABDI

Leave a Reply

Your email address will not be published.