Sebagian orang yang mengalami tinitus atau yang dikenal dengan telinga berdenging, berdengung, berdering atau berdesis merasa bahwa tinitus terdengar lebih keras saat mereka merasa cemas, berada di tempat yang sangat sunyi atau saat sedang tidur. Bagi mereka tinitus dapat sangat mengganggu dan membuat tidak nyaman saat berkegiatan sehari-hari, begitu juga di malam hari saat mereka mencoba tidur.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders Amerika Serikat, 10 – 25% orang dewasa yang mengalami tinitus juga dapat mengalami insomnia[1] di malam hari. Sementara menurut sebuah penelitian pada tahun 2023 yang tercatat dalam National Library of Medicine Amerika Serikat, jumlah penderita tinitus yang mengalami gangguan tidur berkisar antara 25 – 77%.
Bagaimana Telinga Berdenging Memengaruhi Tidur
Banyak orang yang mengalami tinitus merasa kesulitan untuk tidur. Biasanya mereka akan bangun dalam keadaan tidak segar akibat suara tinitus yang mengganggu.
National Library of Medicine Amerika Serikat juga mencatat dalam sebuah penelitian pada tahun 2021 terhadap 76 orang yang mengalami tinitus, ditemukan 49 di antaranya juga mengalami insomnia. Pada subjek-subjek penelitian yang berjenis kelamin pria memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami gejala depresi. Sementara pada subjek-subjek wanita cenderung mengalami sakit kepala, nyeri leher, dan gelisah. Gejala depresi, sakit kepala maupun gejala dan lainnya di atas dapat semakin memperburuk kualitas tidur individu yang mengalami tinitus. Jadi dapat disimpulkan bahwa tinitus dapat mengakibatkan menurunnya kualitas tidur untuk sebagian orang.
Tinitus dapat membuat Anda sulit tidur, dan kualitas tidur yang buruk dapat memperburuk tinitus Anda. Hal ini menciptakan lingkaran setan dan menimbulkan dampak buruk lainnya pada kesehatan Anda secara menyeluruh. Namun penting untuk diingat bahwa pengaruh tinitus terhadap kehidupan setiap individu yang mengalaminya dapat berbeda-beda, dan tidak semua orang dengan tinitus mengalami gangguan tidur.
Apakah Posisi Tidur Memengaruhi Tinitus?
Posisi tidur dapat memengaruhi tinitus pada sebagian orang, terutama jika tinitus yang mereka alami memiliki penyebab yang jelas.
Sebagai contoh, pada orang-orang yang mengalami tinitus akibat hipertensi intrakranial idiopatik/Idiopathic Intracranial Hypertension (IIH) yang terjadi akibat peningkatan tekanan di otak tanpa penyebab yang diketahui. Tekanan di otak yang terjadi pada kasus ini dapat membaik saat berdiri. Oleh karena itu, penderita tinitus akibat IIH dapat memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi gejala yang dialami jika mereka tidur dengan bantal yang lebih tinggi atau menggunakan tempat tidur yang dapat diatur kemiringannya.
Untuk orang dengan tinitus berdenyut (pulsatile tinnitus) di satu sisi kepala dapat mengurangi gejala yang dialami dengan cara tidur menghadap ke sisi kepala yang mengalami tinitus berdenyut.
Sayangnya, tidak semua orang yang mengalami tinitus bisa mengurangi gejala yang dialami dengan menggunakan posisi tidur tertentu, terutama bagi mereka yang penyebab tinitusnya belum dapat dipastikan.
Namun satu hal yang perlu dihindari oleh orang yang mengalami tinitus adalah menutupi telinga menggunakan bantal atau selimut pada saat tidur. Terkadang ini dilakukan dengan harapan agar tinitus tidak lagi terdengar, tetapi hal tersebut justru akan membuat tinitus terdengar lebih keras dan semakin terasa mengganggu.
Tip-tip Tidur Lebih Baik Saat Mengalami Telinga Berdenging
Jika tinitus membuat Anda terjaga dan sulit tidur di malam hari, berikut ini beberapa hal yang dapat membantu:
- Gunakan peredam suara: Suara kipas angin, white noise[2], suara alam, atau musik dapat membantu meredam suara tinitus yang dirasakan.
- Lingkungan tidur yang optimal: Lingkungan yang tepat dapat membantu Anda tertidur lebih cepat dan menghilangkan kemungkinan terbangun di tengah malam. Misalnya, pastikan kamar Anda bersuhu nyaman, tidak menggunakan perangkat elektronik seperti handphone/gadget minimal dua jam sebelum tidur. Anda mungkin dapat memasang lampu tidur yang bercahaya redup atau menggunakan penutup mata untuk membantu meminimalkan cahaya atau mungkin Anda dapat mematikan lampu kamar jika hal itu membuat Anda merasa lebih nyaman.
- Tetapkan waktu tidur: Rutinitas waktu tidur bukan hanya untuk anak kecil saja. Rutinitas ini dapat membantu memberi isyarat pada tubuh Anda untuk rileks dan tertidur lebih cepat. Berusahalah untuk tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.
- Meditasi atau menulis jurnal: Kecemasan dan stres dapat meningkatkan persepsi suara tinitus, jadi bermeditasi atau menulis jurnal dapat mengurangi suara dengung di telinga Anda. Kegiatan ini bertujuan untuk mengalihkan pikiran Anda dari suara Mengumpulkan ide-ide sebelum tidur mungkin dapat membuat Anda lebih mudah tertidur dengan cepat.
- Teratur berolahraga: Gerakan/olahraga tidak hanya dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan melepaskan endorfin[3], tetapi juga dapat membuat Anda merasa cukup lelah sehingga Anda akan tertidur lelap.
- Hindari kafein, alkohol, dan makanan berat sebelum tidur: Makanan tersebut dapat mempersulit Anda untuk tertidur dan bagi sebagian orang makanan tersebut juga dapat menyebabkan tinitus mereka menjadi terdengar lebih keras atau lebih terasa untuk sementara waktu.
Mengatasi Telinga Berdenging
Untuk mengurangi intensitas telinga berdenging pada siang dan malam hari adalah dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Dokter spesialis THT (Telinga Hidung dan Tenggorokan) dapat membantu mendiagnosis penyebabnya dan menyarankan perawatan serta terapi yang tepat. Misalnya, jika tinitus Anda disebabkan oleh gangguan pendengaran maka biasanya Anda akan disarankan untuk menggunakan alat bantu dengar. Selain dapat membantu mengatasi gangguan pendengaran, alat bantu dengar merek Starkey dengan teknologi Multiflex Tinnitus atau Tinnitus Sound Support pada alat bantu dengar merek Bernafon dapat membantu meredam suara tinitus yang Anda alami.
Kamus Kecil |
1. Insomnia: Gangguan tidur yang menyebabkan kesulitan untuk tidur atau tetap tertidur
2. White noise: suara bising latar dengan frekuensi tertentu dengan intensitas yang konsisten, stabil dan merata. 3. Endorfin: Hormon alami tubuh yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan pereda stres |
–
Sumber:
https://www.healthline.com/health/tinnitus-at-night
https://www.medicalnewstoday.com/articles/how-to-sleep-with-tinnitus