Gangguan pendengaran seringkali menimpa seseorang seiring dengan usia yang semakin bertambah. Faktor usia menjadi penyebab paling umum terjadinya gangguan pendengaran. Kurang lebih sepertiga penduduk Amerika Serikat mengalami penurunan kemampuan pendengaran dalam taraf tertentu pada usia 65 – 75 tahun. Meskipun demikian, bukan tidak mungkin penurunan kemampuan pendengaran terjadi pada usia muda. Selain faktor keturunan, lingkungan juga menjadi salah satu penyebab utama gangguan pendengaran yang sifatnya permanen. Gangguan pendengaran permanen ini terjadi secara bertahap dan seringkali tidak disadari oleh penderitanya. Oleh sebab itu, gangguan pendengaran tidak bisa dianggap remeh karena dapat menurunkan kualitas hidup. Sebagai tindakan preventif, ada baiknya kita mengenali penyebab-penyebab gangguan pendengaran untuk antispasi dini. Sebab, terdapat perbedaan pengaruh yang besar sekali bagi penderita gangguan pendengaran yang ditangani sejak dini, dengan penderita yang terlambat penangannya. Berikut ini adalalah 6 penyebab gangguan pendengaran yang sebaiknya Anda ketahui.
- Gangguan Pendengaran Kongenital
Gangguan pendengaran kongenital adalah gangguan pendengaran yang dialami sejak lahir. Ada kurang lebih 6500 kasus tiap tahunnya yang terjadi di Indonesia. Penyebabnya antara lain karena berat badan bayi saat lahir rendah (<1500 gr), bayi lahir prematur, infeksi penyakit tertentu saat masa kehamilan, dan gangguan struktur anatomi telinga seperti rumah siput atau koklea yang tidak terbentuk. Maka untuk mengidentifikasi adanya kemungkinan gangguan pendengaran, bayi baru lahir harus melakukan pemeriksaan OAE (Oto-Aacoustic Emission). Jika memang ditemukan bahwa bayi memiliki masalah gangguan pendengaran, maka akan segera ditangani sesuai penyebabnya. Salah satu penanganannya adalah pemasangan alat bantu dengar, dengan begitu diharapkan kemampuan pendengaran dan berbicaranya pun tidak akan terganggu.
- Gangguan pendengaran akibat kebisingan
Penyebab yang satu ini pada umumnya datang dengan tidak disadari karena terlalu seringnya telinga terpapar suara yang bising dalam aktivitas sehari-hari. Suara bising tersebut sering kita jumpai ketika berada di jalan raya dengan kendaraan-kendaaran besar yang berlalu-lalang, konser musik, pusat permainan di mall, dan tempat-tempat lainnya. Batas aman suara bising bagi pendengaran adalah tidak lebih dari 80 dB. Jika telinga kita sering mendengar suara dengan lebih dari 80 dB, maka hal tersebut dapat menyebabkan semakin menurunnya fungsi pendengaran.
- Infeksi telinga tengah
Dalam bahasa medis, infeksi telinga tengah sering disebut dengan Otitis Media yang artinya infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah, yaitu ruang di belakang gendang telinga yang memiliki tiga tulang kecil, yang berfungsi untuk menangkap getaran dan meneruskannya ke telinga bagian dalam. Salah satu penyebab terjadinya Infeksi ini adalah karena adanya bakteri atau virus yang menginfeksi saluran eustachius. Cairan yang keluar dari dalam bisa terjadi secara terus menerus atau hilang timbul. Jika tidak segera diatasi, infeksi bisa menjalar ke telinga bagian tengah melalui saluran yang menghubungkan hidung dengan telinga. Oleh karena itu, ketika seseorang sering terkena batuk dan pilek, ada baiknya untuk turut memeriksakan kesehatan telinganya.
- Kerusakan pada telinga bagian dalam
Sering mendengar suara-suara yang keras dapat menyebabkan sel-sel rambut di dalam koklea menjadi rusak atau bahkan tidak berfungsi lagi. Kerusakan yang terjadi membuat sel-sel rambut tersebut tidak mampu lagi menghantarkan getaran-getaran suara ke otak sehingga penderita menjadi sulit membedakan antara satu suara dengan suara yang lainnya.
- Kotoran telinga yang menumpuk
Penumpukan kotoran telinga juga dapat menghambat masuknya gelombang suara ke dalam telinga. Cara yang paling baik membersihkan telinga adalah dengan pergi ke dokter untuk dibersihkan dengan menggunakan alat khusus. Jangan pernah membersihkan telinga dengan menggunakan cotton-bud atau korek kuping karena hal tersebut justru membuat kotoran telinga semakin terdorong kedalam dan menumpuk sehingga makin menyumbat jalannya gelombang suara yang akan masuk ke dalam telinga.
- Presbikusis
Presbikusis adalah istilah gangguan pendengaran yang terjadi karena faktor usia. Seiring dengan semakin menuanya tubuh manusia, maka indera pendengaran juga mengalami penurunan fungsi dalam mendengar. Kemampuan mendengar pada penderita presbikusis akan menurun secara perlahan pada kedua telinganya. Kemampuan mendengar yang makin menurun tersebut bisa menyebabkan komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya menjadi terganggu, emosi yang tidak stabil, bahkan depresi. Untuk itu, perlu dilakukan rehabilitasi dengan pemasangan alat bantu dengar agar komunikasi bisa tetap berjalan dengan baik. Dapat dikatakan, usia tua adalah satu-satunya penyebab gangguan pendengaran di luar kendali penderitanya. Sedangkan untuk penyebab-penyebab lainnya masih bisa dicegah dan ditangani sesegera dan seintensif mungkin untuk menghindari gangguan pendengaran permanen.
Klik di sini untuk mendapatkan informasi beragam pilihan alat bantu dengar
https://www.pusatalatbantudengar.com/alat-bantu-dengar/solusi-yang-tersedia#hearing-aids-selection